Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Paskah sebagai peringatan pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir

 

Paskah sebagai peringatan pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir

Keluaran 13:1-16 Pasal ini berbicara tentang perintah Allah kepada bangsa Israel untuk mengingat dan merayakan Paskah sebagai perayaan yang mengingatkan mereka akan pembebasan mereka dari perbudakan di Mesir. Allah memerintahkan kepada mereka agar mereka harus mengkhususkan anak sulung dari setiap keluarga dan hewan ternak untuk dipersembahkan kepada-Nya.

Allah menetapkan anak sulung sebagai sesuatu yang harus dikhususkan karena mereka adalah simbol dari pembebasan Israel dari Mesir. Ketika Allah menghancurkan semua anak sulung di Mesir dalam hukuman terakhir terhadap Firaun, anak sulung Israel dilepaskan dan diselamatkan melalui perintah Allah untuk melumuri tiang pintu rumah mereka dengan darah anak domba Paskah. Darah itu menjadi tanda bagi Allah untuk melindungi mereka dan melepaskan mereka dari hukuman yang menimpa bangsa Mesir.

Melalui perintah ini, Allah ingin mengingatkan bangsa Israel bahwa pembebasan mereka adalah anugerah dan penyelamatan yang datang dari-Nya sendiri. Allah menuntut penghormatan bagi anak sulung sebagai tanda pengakuan terhadap peran mereka dalam peristiwa pembebasan tersebut.

Namun, penting untuk dicatat bahwa perintah ini adalah bagian dari perjanjian khusus antara Allah dan bangsa Israel pada waktu itu. Ketika Yesus Kristus datang sebagai korban Paskah yang sempurna, perintah ini tidak lagi diterapkan dalam bentuk fisik. Yesus Kristus sebagai Anak Sulung Allah sendiri memberikan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa bagi umat manusia, menggantikan persembahan anak sulung fisik yang dituntut pada masa lalu.

Dalam konteks kehidupan Kristen, kita mengenang dan merayakan karya penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus melalui Perjamuan Malam Terakhir dan mati-Nya di salib sebagai Paskah rohani. Oleh karena itu, kita tidak lagi melaksanakan praktik pengkhususan anak sulung seperti yang dituntut dalam Kitab Keluaran, tetapi kita tetap memperingati peristiwa itu dengan kerendahan hati, syukur, dan penghormatan kepada Kristus sebagai Anak Sulung Allah yang memberikan hidup-Nya bagi kita semua.

Dalam pasal-pasal berikutnya (Kitab Keluaran 13:9-16), Allah juga memberikan petunjuk tentang bagaimana perayaan Paskah harus dilakukan secara teratur sebagai peringatan bagi bangsa Israel. Mereka diingatkan untuk tidak melupakan peristiwa pembebasan mereka dan untuk meneruskannya kepada generasi yang akan datang.

Allah memerintahkan mereka untuk merayakan perayaan ini selama tujuh hari, di mana mereka harus menghilangkan ragi dari rumah mereka sebagai tanda pengingat bahwa mereka meninggalkan Mesir dengan tergesa-gesa tanpa waktu untuk mengumpulkan persediaan. Selama perayaan ini, mereka harus makan roti yang tidak beragi untuk mengingat peristiwa tersebut.

Selain itu, Allah juga memberikan instruksi tentang pentingnya mendidik anak-anak mereka tentang peristiwa Paskah dan artinya. Mereka diminta untuk menjawab pertanyaan anak-anak mereka dengan menjelaskan bahwa mereka merayakan perayaan ini karena Allah telah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir dengan tangan yang kuat.

Tujuan dari perintah-perintah ini adalah agar bangsa Israel terus mengingat dan menghormati pekerjaan penyelamatan yang dilakukan oleh Allah dalam hidup mereka. Mereka diingatkan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah, dan Paskah menjadi simbol penting dari kesetiaan Allah dalam melindungi dan membebaskan mereka.

Dalam konteks yang lebih luas, kita sebagai orang percaya juga bisa mengambil pengajaran dari tafsiran ini. Kita diingatkan untuk secara teratur merenungkan dan menghormati karya penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus dalam hidup kita. Seperti Paskah menjadi perayaan yang penting bagi bangsa Israel, Perjamuan Malam Terakhir dan Kematian serta Kebangkitan Kristus menjadi peristiwa yang sangat penting bagi kita sebagai orang percaya.

Melalui peringatan ini, kita diingatkan akan pembebasan kita dari dosa dan perbudakan, serta anugerah kasih karunia Allah yang diberikan kepada kita melalui Yesus Kristus. Kita juga diberi kesempatan untuk menyampaikan dan mendidik generasi yang lebih muda tentang arti penting dari iman kita, sehingga mereka juga dapat mengalami dan memahami kasih Allah yang besar dalam hidup mereka sendiri.

Dengan demikian, tafsiran Kitab Keluaran 13:1-16 mengajarkan kita tentang pentingnya mengenang, menghormati, dan meneruskan cerita penyelamatan kita kepada generasi berikutnya, serta menghargai kasih dan kebesaran Allah yang telah membebaskan dan menyelamatkan kita.

Posting Komentar untuk "Paskah sebagai peringatan pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir"