Pentingnya mempercayai Allah meskipun dalam kesulitan
Keluaran 5:1-24 menceritakan
tentang pertemuan antara Musa dan Harun dengan Firaun di Mesir ketika mereka
datang untuk meminta izin Firaun untuk membebaskan bangsa Israel dari
perbudakan.
Pada awalnya, Musa dan Harun
datang dengan permintaan yang tegas dari Allah untuk membebaskan bangsa Israel
agar mereka dapat pergi ke padang gurun untuk mempersembahkan korban kepada
Allah. Namun, Firaun, sebagai pemimpin Mesir yang kuat, menolak permintaan
tersebut dan bahkan menganggap bangsa Israel hanya mencari peluang untuk
bersenang-senang.
Firaun kemudian memperberat
kerja para budak Israel dengan memberikan perintah untuk membuat bata tanpa
memberikan jerami, yang merupakan bahan utama pembuatan bata pada waktu itu.
Para pengawas Mesir yang ditugaskan untuk mengawasi pekerjaan ini menekan para
pemimpin bangsa Israel dan memperlakukan mereka dengan keras. Para pemimpin
bangsa Israel datang mengadu kepada Firaun, tetapi Firaun tetap keras kepala
dan menyalahkan mereka atas situasi yang sulit.
Dalam tafsiran ini, ada
beberapa hal yang dapat dipahami. Pertama, Firaun menunjukkan sifat keras kepala
dan penentangannya terhadap kehendak Allah. Ia tidak menghormati permintaan
Musa dan Harun untuk membebaskan bangsa Israel. Kedua, perlakuan keras yang
diterima bangsa Israel dari para pengawas Mesir menunjukkan penderitaan dan
perbudakan yang mereka alami.
Selain itu, tafsiran ini
juga menunjukkan bahwa dalam perjalanan pembebasan bangsa Israel, ada tantangan
dan rintangan yang harus dihadapi. Meskipun Musa dan Harun menghadapi penolakan
dan perlakuan buruk, mereka terus berjuang untuk membebaskan bangsa Israel
sesuai dengan perintah Allah.
Secara keseluruhan, tafsiran
Kitab Keluaran 5:1-24 menggambarkan ketegangan antara Musa dan Harun dengan
Firaun serta perlawanan yang mereka hadapi dalam upaya membebaskan bangsa
Israel dari perbudakan di Mesir. Hal ini juga mengilustrasikan bahwa memenuhi
kehendak Allah seringkali melibatkan tantangan dan pengorbanan, tetapi tetap
penting untuk bertekun dalam iman dan mempercayai rencana Allah.
Kisah ini berlanjut dengan
penindasan yang semakin berat terhadap bangsa Israel. Para pengawas Mesir terus
meningkatkan tekanan dan memperlakukan mereka dengan kejam. Para pemimpin
bangsa Israel kemudian menghadap Musa dan Harun dengan kekecewaan mereka,
menyalahkan mereka karena memperburuk situasi mereka di mata Firaun.
Musa sendiri juga merasa
terbebani dengan tugas yang Allah berikan kepadanya. Ia berbicara kepada Allah,
merasa bahwa rencana-Nya tidak berjalan seperti yang diharapkan. Musa bertanya
kepada Allah mengapa Ia tidak menyelamatkan bangsa Israel dan mengapa Ia malah
menimbulkan penderitaan yang lebih besar kepada mereka.
Dalam Keluaran 6, Allah
menjawab Musa dengan memberikan janji-janji-Nya yang kokoh. Allah mengungkapkan
identitas-Nya sebagai Yahweh, Allah Israel, yang akan memenuhi janji-janji-Nya
kepada nenek moyang mereka dan membawa mereka keluar dari perbudakan. Allah
menegaskan kekuasaan-Nya dan janji-Nya untuk membebaskan bangsa Israel dan
memberikan mereka tanah yang telah dijanjikan-Nya.
Pasal ini menunjukkan bahwa
meskipun situasi tampak putus asa dan penderitaan semakin berat, Allah tetap
setia pada janji-Nya. Meskipun Musa dan bangsa Israel merasa ragu dan kecewa,
Allah memberikan harapan dan kekuatan melalui janji-Nya. Allah mengingatkan
mereka bahwa Ia adalah Allah yang kuat dan akan menggenapi rencana-Nya.
Selama perjalanan keluar
dari Mesir, bangsa Israel akan menghadapi ujian dan tantangan yang lebih
lanjut. Namun, melalui kisah ini, kita dapat belajar tentang kepercayaan kepada
Allah dalam situasi yang sulit. Allah akan menggenapi janji-janji-Nya pada
waktu-Nya sendiri dan dengan cara-Nya sendiri. Meskipun jalan menuju pembebasan
mungkin sulit, Allah tetap menjadi Pembebas yang setia bagi mereka yang
mempercayai-Nya.
Dengan demikian, Keluaran
5:1-24 dan kelanjutannya menunjukkan pentingnya mempercayai Allah meskipun
dalam kesulitan, berpegang pada janji-Nya, dan memperhatikan bahwa Allah
memiliki rencana yang lebih besar di balik penderitaan yang mungkin kita alami.
Posting Komentar untuk "Pentingnya mempercayai Allah meskipun dalam kesulitan"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.