Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pohon ara yang sudah kering dan nasihat Yesus tentang doa

 

Pohon ara yang sudah kering dan nasihat Yesus tentang doa

Markus 11:20-26 (TB):

Keesokan harinya, ketika mereka lewat di situ, mereka melihat pohon ara itu telah layu, dari akar sampai daunnya. Lalu Petrus teringat dan berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kauserahkan itu telah layu." Jawab Yesus kepada mereka: "Percayalah kepada Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa yang berkata kepada gunung ini, Angkatlah dirimu dan jatuhlah ke dalam laut! dan ia tidak ragu-ragu dalam hatinya, melainkan percaya bahwa apa yang dikatakannya itu terjadi, maka ia akan memperoleh apa yang ia katakan. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Maka dalam doamu dan permohonanmu, apapun juga yang kamu minta, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka kamu akan memperolehnya. Dan apabila kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah jika kamu mempunyai sesuatu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kamu kesalahan-kesalahanmu." (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, Bapamu yang di sorga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu)."

Pada bagian ini, kita melihat kisah tentang Yesus yang mengutuk pohon ara yang telah layu karena tidak berbuah. Ini merupakan peristiwa alegori yang mengajarkan tentang pentingnya iman dan kekuatan doa. Yesus mengajarkan kepada para pengikut-Nya bahwa ketika mereka berdoa, mereka harus percaya bahwa Allah akan mendengarkan dan menjawab doa mereka. Keyakinan yang sungguh-sungguh dalam doa adalah hal yang penting, dan jika seseorang benar-benar percaya bahwa permohonan mereka akan dikabulkan, mereka akan menerima jawaban dari doa tersebut.

Selain itu, dalam ayat 25-26, Yesus menekankan pentingnya pengampunan. Ketika berdoa, orang percaya harus berusaha untuk berdamai dengan orang lain dan mengampuni mereka yang mungkin telah menyakiti atau berbuat jahat terhadap mereka. Pengampunan merupakan bagian penting dalam kehidupan orang percaya dan merupakan aspek yang penting dalam doa.

Dalam pengajaran ini, kita diajak untuk memiliki keyakinan yang teguh dalam doa kita dan untuk hidup dalam damai dengan sesama, sehingga kita bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan hati yang bersih dan menerima jawaban atas doa-doa kita.

Harap diingat, penafsiran Alkitab dapat beragam dan dalam konteks keagamaan tertentu, para pemimpin rohani dan teolog akan memberikan pandangan yang lebih mendalam dan kontekstual terkait dengan renungan dan aplikasi dari bagian Alkitab ini.

Di samping kutipan dan pemahaman sebelumnya, ada beberapa poin tambahan yang dapat diambil dari cerita pohon ara yang layu dan nasihat Yesus tentang doa dalam Markus 11:20-26:

1.   Kesaksian kuasa Yesus: Peristiwa pohon ara yang layu merupakan kesaksian akan kuasa dan otoritas Yesus sebagai Anak Allah. Pohon ara yang layu adalah simbol dari orang yang mungkin kelihatannya baik dari luar, tetapi tidak menghasilkan buah yang berguna. Dalam kehidupan Kristen, kita diingatkan untuk menghasilkan buah Roh, yaitu karakter dan tindakan yang mencerminkan cinta, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23).

2.   Iman dan kekuatan doa: Yesus menegaskan pentingnya iman yang kuat saat berdoa. Iman adalah keyakinan yang teguh bahwa apa yang kita doakan akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah. Ketika kita berdoa dengan iman yang benar, kita membuka diri untuk mengalami kuasa Tuhan yang bekerja dalam hidup kita. Namun, iman bukanlah tentang "mengendalikan" Tuhan dengan kehendak kita, melainkan membuka hati kita untuk menerima kehendak-Nya, bahkan jika itu berbeda dengan apa yang kita minta.

3.   Kekuatan kata-kata kita: Yesus menekankan pentingnya kata-kata kita dalam doa. Ketika kita berbicara dengan Tuhan, perhatikan kata-kata yang kita ucapkan. Kata-kata memiliki kekuatan untuk membentuk pikiran dan mengarahkan hati. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengatakan apa yang sesuai dengan Firman Tuhan, memuji dan menyembah-Nya, dan memohon berkat serta kebijaksanaan-Nya dalam doa kita.

4.   Pengampunan dan doa: Ayat 25-26 menegaskan hubungan antara pengampunan dan doa. Ketika kita berdoa, kita diingatkan untuk memeriksa hati kita dan memaafkan mereka yang mungkin telah menyakiti kita. Pengampunan adalah hal yang penting dalam hubungan kita dengan Allah dan sesama. Ketika kita memberikan pengampunan kepada orang lain, Allah juga akan memberikan pengampunan bagi kita (Matius 6:14-15).

Dalam menghadapi tantangan hidup, doa adalah sarana komunikasi kita dengan Tuhan. Melalui doa, kita bisa mencurahkan isi hati kita, meminta bimbingan, kekuatan, dan memohon kehendak-Nya atas hidup kita. Namun, doa yang efektif memerlukan komitmen kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan berdamai dengan sesama.

Ingatlah bahwa doa adalah bagian dari hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Kita diajak untuk berbicara dengan-Nya seperti berbicara dengan seorang sahabat yang penuh kasih, dan melalui doa, kita bisa mengalami kuasa dan kehadiran-Nya dalam hidup kita. Selalu jadikan Firman Tuhan sebagai pedoman dan semangat dalam hidup doa kita, sehingga kita dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan mengalami berkat-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.

Posting Komentar untuk "Pohon ara yang sudah kering dan nasihat Yesus tentang doa"