Yesus dan beelzebul
Markus 3:20-30 berbicara
tentang suatu peristiwa di mana Yesus dituduh menggunakan kekuatan setan untuk
melakukan mujizat-mujizat-Nya. Berikut ini adalah tafsiran dari pasal ini:
Ayat 20-21 mencatat bahwa
orang banyak berkumpul di sekitar Yesus, sehingga Ia dan para murid-Nya tidak
memiliki kesempatan untuk makan. Keluarga-Nya mendengar tentang hal ini dan
pergi untuk menjemput-Nya, mungkin dengan maksud untuk membawa-Nya pulang. Hal
ini menunjukkan bahwa popularitas Yesus pada saat itu telah mencapai tingkat
yang tinggi.
Ayat 22-27 menggambarkan
pertemuan antara Yesus dan ahli-ahli Taurat dari Yerusalem yang datang untuk
melihat-Nya. Mereka mengatakan bahwa Yesus melakukan mujizat-mujizat-Nya dengan
kuasa Beelzebul, penguasa setan. Mereka mencoba mencemarkan reputasi dan
otoritas Yesus dengan menghubungkannya dengan kuasa jahat.
Yesus menanggapi tuduhan itu
dengan beberapa argumen. Pertama, Ia menyatakan bahwa sebuah kerajaan yang
terpecah belah tidak akan bertahan lama. Jika Iblis benar-benar menggunakan
kekuatan-Nya untuk mengusir setan, itu berarti Iblis melawan dirinya sendiri,
yang akan membuat kerajaannya runtuh.
Kemudian, Yesus bertanya
kepada mereka dengan logika yang sama, dengan siapa para ahli Taurat mengusir
setan? Yesus menyatakan bahwa jika mereka mengusir setan dengan kuasa Allah,
maka mereka harus menerima bahwa Dia juga mengusir setan dengan kuasa Allah.
Selanjutnya, Yesus
memberikan perumpamaan tentang "orang yang kuat" yang harus diikat
sebelum rumahnya dapat dijarah. Yesus menyiratkan bahwa Ia adalah yang kuat
yang mengikat Iblis dan datang untuk "membawa peralatan Iblis" dan
mengalahkannya.
Ayat 28-30 adalah inti dari
tafsiran ini. Yesus menyatakan bahwa semua dosa dan penghujatan dapat diampuni,
kecuali penghujatan terhadap Roh Kudus. Dia mengatakan bahwa orang yang
menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni, tetapi mereka bersalah untuk dosa
kekal.
Pernyataan ini menunjukkan
bahwa tuduhan para ahli Taurat bahwa Yesus melakukan mujizat-mujizat dengan
kuasa Beelzebul adalah penghujatan terhadap Roh Kudus. Mereka menolak mengakui
kuasa Allah dalam tindakan-tindakan Yesus dan, sebagai hasilnya, mereka membuka
diri mereka sendiri untuk dosa yang tidak dapat diampuni.
Pasal ini mengajarkan kita
untuk tidak mengabaikan atau menolak pekerjaan Roh Kudus dalam hidup Yesus atau
dalam kehidupan kita sendiri. Juga, kita harus berhati-hati agar tidak menolak
dengan sengaja kebenaran dan kuasa Allah yang terwujud dalam mujizat-mujizat
dan karya-Nya.
Posting Komentar untuk "Yesus dan beelzebul"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.