Doa penyesalan dan permohonan pengampunan | Renungan Mazmur 38:14-23
Mazmur 38:14-23. Mazmur ini
adalah doa penyesalan dan permohonan pengampunan dari seorang yang merasa
sangat tertekan oleh dosa-dosa dan penderitaan.
Pasal ini adalah doa ratapan
dari seorang yang merasa dalam penderitaan fisik dan mental yang hebat. Ia
merasa seakan-akan dia tidak dapat berbicara atau mendengar. Dalam menghadapi
penderitaannya, dia merasa kesepian dan tidak memiliki siapa pun yang membela
atau mendukungnya.
Namun, dalam tengah-tengah
penderitaannya, dia berbalik kepada Tuhan dengan harapan dan keyakinan bahwa
Tuhan akan mendengarkan doanya. Dia merasa bahwa Tuhan adalah satu-satunya
harapan yang tersisa bagi dirinya. Dia memohon agar Tuhan tidak membiarkan musuh-musuhnya
bersukacita karena penderitaannya dan tidak membiarkan mereka merasa lebih
tinggi dari dia ketika dia tergelincir.
Di ayat-ayat selanjutnya,
penyair mengakui kesalahannya dan kecemasannya atas dosa-dosanya. Dia juga
merasa dikejar oleh musuh-musuhnya yang ingin melihat kejatuhan dan
keburukannya. Meskipun dia merasa dalam penderitaan dan didorong oleh musuh,
dia tetap mencari kebaikan dan kebenaran.
Doa ini mengandung
permohonan kepada Tuhan untuk tidak meninggalkan dan jangan jauh-jauh dari dirinya.
Dia meminta pertolongan dan penyelamatan dari Tuhan, karena hanya Tuhan yang
bisa menyelamatkannya dari kesulitan dan musuh-musuhnya.
Mazmur ini menggambarkan
perasaan keputusasaan, kesepian, dan penyesalan, tetapi juga menunjukkan
keyakinan penyair dalam kemampuan Tuhan untuk menyelamatkan dan memberikan
harapan. Dalam hal ini, mazmur ini mewakili kerinduan seseorang yang merasa
terhimpit oleh penderitaan dan kesalahan untuk menemukan penghiburan dan
penyelamatan dalam Tuhan.
Renungan:
Mazmur ini menggambarkan
penderitaan dan penyesalan yang mendalam dari seorang yang merasa tertekan oleh
dosa dan penderitaan. Penulis mazmur ini merasa terisolasi dan tidak berdaya,
seperti orang tuli dan bisu yang tidak dapat membela diri. Namun, dalam
ketidakberdayaan ini, penulis tetap menaruh harapan kepada Tuhan. Dia tahu
bahwa hanya Allah yang bisa menjawab doa-doanya dan mengangkat beban yang dia
rasakan.
Pengakuan dosa dan kesalahan
adalah bagian penting dari mazmur ini. Penulis mengakui kesalahannya di hadapan
Tuhan dan mengaku bahwa dia kuatir akan dosanya. Meskipun dia merasa lemah dan
hampir roboh, dia tetap berharap kepada Allah yang setia.
Mazmur ini juga mencerminkan
pertarungan yang dialami penulis dengan musuh-musuhnya. Musuh-musuhnya
tampaknya membencinya tanpa alasan yang jelas, dan mereka membalas kebaikan
penulis dengan kejahatan. Namun, penulis tidak merespon dengan permusuhan,
tetapi justru memohon kepada Tuhan untuk membantunya dan tidak meninggalkannya.
Keselamatan dan pertolongan dari Tuhan adalah harapan utama penulis. Dia memohon kepada Allah agar tidak meninggalkannya, melainkan membantunya dalam kesulitan dan penderitaannya. Mazmur ini mengajarkan pentingnya bergantung sepenuhnya pada Tuhan dalam saat-saat kesulitan dan merasakan bahwa hanya Dia yang dapat menyelamatkan dan mengangkat beban hidup kita.
Dalam keputusasaan dan
ketidakberdayaan, kita dapat belajar dari sikap penulis mazmur ini untuk tetap
mempercayai Allah, mengakui dosa-dosa kita, dan mencari pertolongan serta
keselamatan hanya dari-Nya.
Posting Komentar untuk "Doa penyesalan dan permohonan pengampunan | Renungan Mazmur 38:14-23"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.