Memandang Yesus Kristus sebagai Raja yang mulia | Renungan Mazmur 45:1-10
Mazmur 45 adalah sebuah
Mazmur yang sangat khusus dan indah, karena di dalamnya diungkapkan pujian
kepada seorang raja yang dianugerahi oleh Allah. Ada beberapa pandangan
mengenai siapa raja yang dimaksud dalam mazmur ini, beberapa berpendapat bahwa
ini mungkin mengacu pada raja Salomo, sementara yang lain melihatnya sebagai
gambaran Messias atau Yesus Kristus.
Berikut adalah tafsiran
untuk ayat 1-10:
Ayat 1-2: "Hati saya
meletup-letup dengan kata-kata yang baik, sebagai seorang penulis aku
menuliskan perihal raja; lidah saya seperti pena penulis yang mahir."
Penulis mazmur ini
menyatakan bahwa hatinya penuh dengan kegembiraan dan kata-kata yang baik untuk
menggambarkan raja yang mulia. Dia merasa terdorong untuk menuliskan
pujian-pujian yang indah tentang raja ini, seperti seorang penulis yang
terampil menggunakan pena untuk menuliskan dengan indah.
Ayat 3-5: "Engkaulah
yang paling gagah perkasa di antara segala orang, dalam hatimu bergema
keberanian, oleh karena itu Allahmu telah memberkati engkau untuk
selama-lamanya. Ikat pedangmu, wahai pahlawanku, pakaianmu dengan kemuliaan dan
keagunganmu. Dan dalam keagunganmu majulah, menunggang gembalaan kepentingan
dan kebenaran yang lembut, dan tangan kananmu akan mengajar engkau tentang
perbuatan-perbuatan yang menakjubkan."
Dalam ayat-ayat ini, penulis
memuji kegagahan dan keberanian raja. Raja ini telah diberkati oleh Allah untuk
selama-lamanya. Raja disarankan untuk mengenakan pakaian yang gemilang dan
gagah serta maju dalam keagungan. Tangan kanan raja akan mengajarkan kepadanya
tentang tindakan-tindakan luar biasa yang perlu dilakukan.
Ayat 6-7: "Anak-anak
manusia mencintai engkau oleh karena kebenaran dan keadilanmu; karena Allahmu,
Allahmu telah mengurapi engkau dengan minyak sukacita, melebihi raja-raja yang
menjadi lawanmu."
Di sini, penulis menunjukkan
bahwa raja ini dicintai oleh rakyatnya karena kebenaran dan keadilan yang
dimilikinya. Raja telah diurapi oleh Allah dengan minyak sukacita, yang
memberinya kedudukan yang lebih tinggi daripada raja-raja yang menjadi
lawannya.
Ayat 8-9: "Pakaianmu
semerbak mur dan aloë dan kayu pala; dari istana-istana dari yang tercipta dari
kayu yang indah. Puteri-puteri raja di dalam istanamu; yang paling terhormat di
antara perempuan ada di sampingmu."
Mazmur ini melukiskan
keindahan pakaian raja, yang harum semerbak dengan minyak rempah-rempah yang
mewah. Puteri-puteri raja ada di istana, dan di antara mereka, ada yang sangat
terhormat yang berdiri di samping raja.
Ayat 10: "Dengarlah,
hai puteri, perhatikan dan pasanglah telingamu; lupakanlah kaummu dan rumah
ayahmu,"
Penulis mengalihkan fokus
kepada puteri-puteri dan mengingatkan mereka untuk mendengar dan memperhatikan.
Mereka diminta untuk meninggalkan asal-usul mereka dan keluarga mereka untuk
mengabdi kepada raja.
Renungan:
Kitab Mazmur 45 adalah
sebuah nyanyian yang indah yang menggambarkan gambaran tentang sang Raja yang
agung, yang menggambarkan baik kemuliaan-Nya maupun cintanya yang tidak
terbandingkan. Dalam konteks Kristen, Mazmur ini sering dianggap sebagai sebuah
gambaran mengenai Yesus Kristus, Sang Mesias dan Raja yang akan datang.
Kemuliaan dan Keindahan Sang
Raja:
Mazmur ini dimulai dengan pujian akan kemuliaan dan keindahan sang Raja. Ini
dapat diartikan sebagai pujian kita kepada Yesus Kristus, Raja segala raja,
yang terlalu elok dan mulia dari pada manusia.
Anugerah dan Berkah:
Dikatakan bahwa Allah memberkati sang Raja untuk selama-lamanya. Ini
menggambarkan bagaimana Yesus adalah penerima berkat dari Allah Bapa, dan
anugerah-Nya tercurah kepada umat manusia.
Kebenaran dan Keadilan:
Sang Raja dipuji karena cintanya akan kebenaran dan keadilan. Ini mencerminkan
karakter Yesus yang sempurna dan kehendak-Nya untuk membawa kebenaran dan
keadilan kepada dunia.
Pengorbanan dan Kemenangan:
Dalam gambaran ini, sang Raja digambarkan naik atas kereta dalam kemuliaan dan
kebenaran. Ini bisa merujuk pada pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus
dosa manusia dan kemenangan-Nya atas dosa dan kematian melalui kebangkitan-Nya.
Cinta dan Pernikahan:
Mazmur ini juga menggambarkan gambaran pernikahan dan cinta di antara sang Raja
dan seorang puteri. Ini bisa diartikan sebagai gambaran hubungan Kristus dengan
gereja-Nya, di mana gereja adalah "pengantin" Kristus.
Kesan Ibu Kota Kerajaan:
Dikatakan bahwa puteri raja berada di dalam istana dengan perhiasan emas. Ini
menggambarkan keindahan dan kehormatan Kerajaan Surgawi, di mana orang percaya
akan berbagi dalam kemuliaan dan kehadiran Allah.
Renungan ini mengajak kita
untuk memandang Yesus Kristus sebagai Raja yang mulia, penuh kasih, dan adil.
Kita dipanggil untuk mengasihi-Nya dengan sepenuh hati dan hidup dalam
kebenaran serta keadilan-Nya. Kita juga diingatkan akan panggilan untuk
meninggalkan hal-hal dunia yang sementara demi mendekatkan diri kepada-Nya,
seperti yang terlihat dalam ajakan untuk melupakan bangsa dan rumah bapanya.
Secara keseluruhan, Mazmur
45 menggambarkan gambaran raja yang mulia, gagah, dan terberkati oleh Allah.
Mazmur ini juga mengandung unsur-unsur kerajaan dan ketaatan yang mengarah
kepada raja, serta keindahan dan kemuliaan yang terdapat dalam istana kerajaan.
Beberapa bagian dari mazmur ini juga memiliki lapisan spiritual yang dapat
diartikan sebagai gambaran tentang hubungan antara Mesias atau Yesus Kristus
dengan umat-Nya.
Posting Komentar untuk "Memandang Yesus Kristus sebagai Raja yang mulia | Renungan Mazmur 45:1-10"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.