Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tetap mengarahkan hati dan pikiran kepada Tuhan | Renungan Mazmur 42:7-12

 

Tetap mengarahkan hati dan pikiran kepada Tuhan | Renungan Mazmur 42:7-12

Kitab Mazmur 42 merupakan bagian dari kitab Mazmur yang penuh dengan ungkapan perasaan dan hubungan yang dalam antara manusia dengan Allah. Pasal ini ditulis oleh seseorang yang merasa dalam kesulitan, kebingungan, dan penderitaan.

Pasal ini berasal dari Mazmur 42 yang digubah oleh bani Korah. Mazmur ini menggambarkan perasaan kerinduan seseorang kepada Allah, di tengah kesulitan dan tantangan hidup. Bagian ini menyoroti beberapa aspek penting:

1.   Kedalaman Kehidupan: Ayat 7-8 menggambarkan gambaran air terjun dan gelombang yang melintas di atas dirinya. Ini bisa diartikan sebagai perasaan terbenam dalam kesulitan dan tantangan, seperti berada dalam kedalaman kesedihan dan masalah.

2.   Harapan kepada Tuhan: Meskipun berada dalam kesulitan, penyair meyakinkan dirinya bahwa Tuhan akan menunjukkan kesetiaan-Nya. Pada siang hari, kemurahan dan kebaikan Tuhan akan menyertainya, dan pada malam hari, nyanyian pujian dan doa akan menyertai perenungannya.

3.   Rasa Kerinduan dan Penindasan: Ayat 9-10 menyuarakan rasa kerinduan kepada Allah, yang bisa diibaratkan dengan gambaran gunung batu. Penyair merasa seperti dilupakan oleh Allah dan harus menghadapi penindasan dari musuh-musuhnya. Bahkan, penyair merasakan tubuhnya hancur dan tulang-tulangnya remuk akibat perlakuan kejam musuh.

4.   Dorongan untuk Bersyukur dan Berharap: Meskipun dalam keadaan sulit, penyair merangsang dirinya sendiri untuk tetap bersyukur dan berharap kepada Tuhan. Meskipun ia mungkin merasa murung dan gelisah, ia meyakinkan jiwanya bahwa Tuhan adalah Penolong yang setia. Dengan demikian, ia masih berkomitmen untuk bersyukur dan memandang kepada Tuhan sebagai Penolong dan Allahnya.

Secara keseluruhan, Mazmur 42:7-12 adalah ungkapan perasaan penyair yang mencerminkan kombinasi kerinduan kepada Allah, tantangan hidup, harapan, dan kepercayaan pada kesetiaan Tuhan di tengah segala situasi. Tafsiran ini menggarisbawahi pentingnya tetap bersandar pada iman dan harapan kepada Tuhan, bahkan dalam saat-saat sulit dalam hidup.

Renungan:

Dalam ayat-ayat ini, kita dapat merenungkan beberapa hal yang mungkin juga relevan dalam perjalanan spiritual dan kehidupan kita.

Kehadiran Tuhan dalam Kesulitan: Penulis mazmur merenungkan tentang ketidakhadiran Tuhan di tengah-tengah kesulitan yang dia alami. Dia merasa seperti air yang meluap dan terombang-ambing oleh gelombang dan buih. Namun, di tengah perasaan itu, kita diberi janji bahwa Tuhan akan memerintahkan kesetiaan-Nya pada siang hari. Meskipun kita mungkin merasa Tuhan jauh, Dia selalu setia dan hadir dalam hidup kita.

Doa dan Nyanyian: Penulis mazmur menghubungkan doa dengan nyanyian. Ini adalah pengingat bahwa dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam kesenangan maupun penderitaan, kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa. Doa adalah suara jiwa yang mencari Tuhan.

Tantangan dan Pertanyaan: Penulis mazmur menghadapi tantangan dari musuh-musuhnya, bahkan hingga merasa seperti tulah dalam tulang-tulangnya. Tantangan dan cemoohan itu menyebabkan dia bertanya kepada Tuhan mengapa Dia tampaknya melupakan dan meninggalkannya. Kita sering kali menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang serupa ketika kita menghadapi penderitaan atau kesulitan. Namun, mazmur ini mengajarkan kita untuk tetap mengarahkan hati kita kepada Tuhan dalam pemberitaan dan ketidakpastian.

Harapan dalam Tuhan: Meskipun penulis mazmur merasa hancur dan bingung, dia tetap menaruh harapan dalam Tuhan. Dia mengingatkan dirinya sendiri untuk berharap kepada Allah dan tetap memuji-Nya. Ini adalah pengingat bahwa harapan kita tidak seharusnya tergantung pada keadaan atau perasaan kita, tetapi pada karakter dan janji Tuhan yang tak berubah.

Renungan dari Kitab Mazmur 42:7-12 ini mengajarkan kita untuk tetap mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan, terlepas dari kesulitan dan tantangan yang kita hadapi. Ketika kita merasa terombang-ambing oleh gelombang hidup, mari ingat bahwa Tuhan selalu setia dan hadir di tengah-tengah kita.

Posting Komentar untuk "Tetap mengarahkan hati dan pikiran kepada Tuhan | Renungan Mazmur 42:7-12"