Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berhenti Menuduh Allah | Renungan lbrani 4:15

 

Berhenti Menuduh Allah | Renungan lbrani 4:15

Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam Besar yang tidak dapat ikut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, la telah mencobai, hanya tidak berbuat dosa. (lbr. 4:15)

Bacaan: Ibrani 4:14-16

Salah satu program reality-show televisi suatu hari menayangkan mengenai kebaikan seorang ibu dalam menolong seorang anak kecil yang menawarkan nasi bungkus. Ketika diberitahu bahwa nasi seharga Rp 25.000 tersebut uangnya hendak dibelikan buku pelajaran, tanpa perlu berpikir terlalu lama, ibu ini membeli dengan gaji harian hasil mencuci pakaian. Memang, akhirnya ibu ini mendapatkan sejumlah uang yang tidak sedikit sebagai "upah" dari pihak stasiun TV. Namun. hal itu tidak diketahui oleh ibu tujuh anak tersebut. Niatnya ikhlas hanya untuk menolong karena ia juga mempunyai anak usia sekolah..

Kadangkala, ada banyak “tuduhan” yang dialamatkan kepada Tuhan berkait dengan ketidakpedulian-Nya terhadap doa, permintaan, bahkan mengungkapkan umat- Nya. Ada banyak orang percaya merasa Tuhan tidak mengasihi, menganaktirikan. Bahkan sengaja menutup telinga terhadap seruan anak-anak-Nya, hanya karena merasa bahwa doanya tidak dijawab oleh Tuhan. Apakah seperti itu? “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak punya dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita..." (Ibr. 4:15). Yesus benar benar pernah merasakan kelemahan umat manusia ketika berada di bumi ini.

Ke datangan-Nya di bumi sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa Dia sa ngat mengasihi manusia. Hikmat, rencana, serta kehendak Allah yang sempurna seringkali tidak bisa dimengerti oleh manusia dengan segala keterbatasannya. Apa yang bisa kita lakukan hanyalah percaya seratus persen bahwa Dia Allah yang baik dan tidak pernah merancangkan sesuatu yang buruk kepada umat-Nya. Memang, seringkali Allah memproses umat-Nya melalui berbagai macam kejadian yang tidak mengenakkan untuk melihat sejauh mana kesetiaan yang ingin dilihat-Nya, serta untuk membentuk karakter supaya semakin indah di hadapan-Nya.

Jika seorang ibu, dengan segala keterbatasannya, bisa memiliki empati ka rena mengalami hal yang sama, bukankah Yesus dengan segala kemahakuasaan Nya jauh lebih mengasihi kita melebihi manusia mana pun di muka bumi ini? Pagi ini, marilah kita behenti menuduh Allah tidak mengasihi kita. Sebaliknya, marilah kita naikkan syukur karena kasih dan kebaikan-Nya.

Posting Komentar untuk "Berhenti Menuduh Allah | Renungan lbrani 4:15"