Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bersama Tuhan dalam Pergumulan | Renungan Mazmur 73:21-28

 

Bersama Tuhan dalam Pergumulan | Renungan Mazmur 73:21-28

Mazmur 73:21-28 (TB):

"Sebab hatiku bersedih dan hati nuraniku terluka. Bodohlah aku, dan tiada tahu, seperti binatang, aku di hadapan-Mu. Tetapi aku senantiasa bersama-Mu, Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau akan memimpin aku dan kemudian menerima aku dengan kemuliaan. Siapakah yang ada bagiku di sorga selain dari pada Engkau? Kalau aku mempunyai Engkau, di bumi ini tiada apa yang kusukai. Jika tubuhku dan hatiku binasa, Allah tetaplah kekuatan hatiku dan bahagianku untuk selama-lamanya. Sebab sesungguhnya orang-orang yang menjauhi Engkau akan binasa, Engkau membinasakan setiap orang yang berkhianat kepada-Mu. Tetapi bagiku, kebaikan ialah mendekat kepada Allah; aku menaruh harapku kepada Tuhan ALLAH, supaya kuperbuat segala perbuatan-Mu."

Ini adalah bagian dari Mazmur 73, yang ditulis oleh Asaf. Dalam konteks ayat-ayat ini, Asaf menggambarkan perasaannya yang bingung dan terluka oleh ketidakadilan dan keberhasilan orang-orang fasik di sekitarnya. Meskipun awalnya ia merasa hancur dan bodoh karena kesulitan yang dia alami, ia akhirnya menyadari bahwa kehidupan sejati adalah hidup bersama Allah.

Asaf mengakui bahwa walaupun dia mungkin merasa lemah dan terombang-ambing di dunia ini, Allah senantiasa bersamanya. Dia mencari penghiburan dan panduan dari Allah, menyadari bahwa hanya Allah yang dapat memberikan makna sejati dan kebahagiaan dalam hidup. Asaf mengakhiri Mazmur ini dengan menyatakan bahwa kebaikan sejati adalah mendekat kepada Allah dan menaruh harapan pada-Nya.

Tafsiran Mazmur ini dapat diartikan sebagai panggilan untuk tetap setia kepada Allah dalam segala keadaan, meskipun dunia mungkin memberikan cobaan dan kesulitan. Kesetiaan kepada Allah dan penempatan harapan pada-Nya dianggap sebagai dasar kebahagiaan dan kehidupan yang bermakna.

Renungan:

Kitab Mazmur 73 mencerminkan perjuangan hati Asaf yang melihat kejayaan orang fasik dan kebingungan orang benar. Dalam ayat-ayat ini (ayat 21-28), Asaf mengakui kelemahan dirinya dan ketidakmengertian atas keadilan Tuhan. Meskipun ia awalnya merasa kecewa dan pahit, ia menyadari bahwa kehadiran Tuhan adalah kekuatan yang membimbingnya.

Asaf menyatakan bahwa walaupun hatinya pahit dan tubuhnya terluka, ia tetap bersama Tuhan. Ia menyadari bahwa hanya Allah yang dapat menjadi kekuatan, dan di dalam-Nya, ia menemukan petunjuk dan nasihat yang membimbingnya. Asaf juga mengakui bahwa di sorga, tidak ada yang berarti baginya selain Tuhan. Ia menempatkan harapannya sepenuhnya pada Allah.

Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk tetap dekat dengan Tuhan dalam segala situasi, bahkan ketika kita tidak mengerti atau merasa terluka. Kesetiaan Tuhan dan kehadiran-Nya dapat menjadi dasar kekuatan dan harapan kita. Meskipun mungkin ada kebingungan atau kekecewaan dalam hidup, kita dapat mencari perlindungan pada Tuhan dan berserah sepenuhnya kepada-Nya.

Posting Komentar untuk "Bersama Tuhan dalam Pergumulan | Renungan Mazmur 73:21-28"