Doa Umat yang Terancam | Renungan Mazmur 79:1-7
Mazmur 79 diyakini
ditulis pada masa sulit bagi umat Israel, kemungkinan besar setelah
penghancuran Yerusalem dan Bait Suci oleh bangsa Babel pada tahun 586 SM.
Ayat 1-7:
Ayat 1: "Ya Allah,
bangsa-bangsa lain telah masuk ke dalam tanah milik-Mu, menajiskan bait
kudus-Mu, membuat Yerusalem menjadi timbunan puing."
Pemazmur memulai dengan
pernyataan yang kuat dan emosional tentang kemurtadan dan kehancuran yang
dihadapi umat Israel.
Kata "menajiskan
bait kudus-Mu" menunjukkan kepedihan atas hilangnya kekudusan dan
kemurnian tempat ibadah mereka.
"Membuat Yerusalem
menjadi timbunan puing" menggambarkan tingkat kehancuran dan keputusasaan yang
dialami umat.
Ayat 2: "Mayat
hamba-hamba-Mu telah mereka jadikan santapan burung-burung di udara, dan daging
orang-orang kesayangan-Mu bagi binatang-binatang hutan."
Ayat ini menggambarkan
kekejaman dan ketidaksopanan musuh terhadap umat Israel.
Kata "santapan
burung-burung di udara" dan "daging orang-orang kesayangan-Mu bagi
binatang-binatang hutan" menunjukkan kurangnya rasa hormat dan martabat
terhadap orang mati.
Ayat 3: "Darah
mereka telah mereka tumpahkan seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada
yang menguburkan mereka."
Ayat ini menggambarkan
pembantaian yang mengerikan dan tidak berperikemanusiaan.
Kata "darah mereka
telah mereka tumpahkan seperti air" menunjukkan kerendahan dan
ketidakpedulian terhadap kehidupan manusia.
"Dan tidak ada yang
menguburkan mereka" menambah kesedihan dan keputusasaan atas kehilangan
orang-orang yang dicintai.
Ayat 4: "Kami
menjadi cela bagi tetangga-tetangga kami, menjadi cemooh dan olok-olok bagi
orang-orang sekeliling kami."
Ayat ini menunjukkan
kejatuhan dan penghinaan yang dialami umat Israel.
Kata "cela bagi
tetangga-tetangga kami, menjadi cemooh dan olok-olok bagi orang-orang
sekeliling kami" menunjukkan bagaimana kehancuran mereka menjadi tontonan
bagi bangsa-bangsa lain.
Ayat 5: "Berapa
lama lagi, ya TUHAN, Engkau murka terus-menerus, dan cemburu-Mu berkobar-kobar
seperti api?"
Ayat ini beralih ke doa
yang dipenuhi dengan permohonan dan pertanyaan yang meminta Tuhan untuk campur
tangan.
Pemazmur mempertanyakan
berapa lama lagi kemarahan Tuhan akan berlangsung.
"Cemburu-Mu
berkobar-kobar seperti api" menunjukkan intensitas dan keparahan kemarahan
Tuhan.
Ayat 6-7:
"Tumpahkanlah amarah-Mu kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal-Mu dan
kepada kerajaan-kerajaan yang tidak menyerukan nama-Mu, sebab mereka telah
memakan habis Yakub, bahkan tempat kediamannya telah mereka runtuhkan."
Ayat ini beralih ke
permintaan pembalasan kepada bangsa-bangsa musuh.
Pemazmur memohon kepada
Tuhan untuk mencurahkan amarah-Nya kepada mereka yang tidak mengakui-Nya dan
menodai umat-Nya.
Pengulangan
"memakan habis Yakub" dan "tempat kediamannya telah mereka
runtuhkan" menegaskan besarnya kehancuran yang dihadapi umat Israel.
Kesimpulan:
Mazmur 79:1-7
mengungkapkan kesedihan, keputusasaan, dan permohonan dari umat Israel yang terancam.
Pemazmur mengakui dosa-dosa mereka dan memohon kepada Tuhan untuk campur tangan
dan membalas musuh mereka. Mazmur ini menjadi pengingat akan pentingnya
pertobatan, keyakinan pada Tuhan, dan pengharapan dalam masa-masa sulit.
Sumber
[1] gkagloria.id/2021/09/02/hikmat-dari-amsal-jangan-berbuat-curang/
Posting Komentar untuk "Doa Umat yang Terancam | Renungan Mazmur 79:1-7"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.