Ketulusan hati | Renungan Mazmur 73:1-7
Mazmur 73:1-7 (TB):
1 Allah sungguh baik bagi
Israel,
bagi mereka yang bersih hati.
2 Tetapi aku hampir saja
tergelincir,
kakiku hampir saja terpeleset.
3 Sebab aku iri hati kepada
orang-orang fasik,
melihat kesejahteraan orang-orang jahat.
4 Sebab tidak ada rasa susah
bagi mereka sampai mati,
dan badan mereka gemuk dan berkilat.
5 Mereka tidak mengalami
penderitaan
seperti manusia pada umumnya,
dan tidak ditimpa malapetaka seperti manusia
lain.
6 Itulah sebabnya sombong
itu sebagai kalung bagi mereka,
dan kekerasan sebagai pakaian pelindung
mereka.
7 Keluarlah kecongkakan dari
hati mereka,
mereka melebihkan kejahatan dengan mulutnya.
Teks ini menggambarkan suatu
penderitaan batin dari penulis mazmur yang merasa sulit memahami keadilan Tuhan
ketika melihat keberhasilan dan kesejahteraan orang-orang fasik. Penulis
merenungkan bahwa orang-orang yang tidak mengindahkan Tuhan tampaknya tidak
mengalami kesulitan hidup dan malah hidup dalam kemakmuran.
Dalam konteks ketulusan,
dapat dilihat bahwa penulis mazmur merenungkan pengalaman pribadi dan mencoba
memahami masalah ketidakadilan di dunia ini. Meskipun awalnya ia tergoda untuk
iri hati terhadap orang-orang fasik yang tampaknya sukses, tetapi kemudian ia
menyadari kebatilan dan akhir yang menanti mereka. Kitab Mazmur ini mengajarkan
kita untuk memahami bahwa meskipun tampaknya orang jahat meraih keberhasilan,
Tuhan akan menilai setiap tindakan dan akhirnya menghakimi setiap orang sesuai
dengan keadilan-Nya.
Tafsiran ini dapat
bervariasi tergantung pada tradisi teologis dan pendekatan interpretatif yang
digunakan oleh penganut agama tertentu. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih
lanjut atau ingin tafsiran yang lebih mendalam, disarankan untuk berkonsultasi
dengan ahli teologi atau pakar Alkitab di lingkungan keagamaan Anda.
Renungan dari pasal ini dapat diambil dari perenungan pengarangnya yang menceritakan pengalamannya yang penuh kebingungan ketika melihat orang-orang fasik tampaknya hidup tanpa kesulitan dan bahkan tampak berhasil. Akan tetapi, dia menyadari bahwa kebahagiaan mereka hanyalah sesaat dan kekekalan sejati hanya ditemukan dalam Tuhan.
Pesan yang dapat diambil
adalah pentingnya tetap setia kepada Tuhan dan tidak tergoda oleh penampilan
sementara keberhasilan orang fasik. Ketulusan dan kesetiaan kepada Tuhan akan
membawa kebahagiaan dan keberlimpahan yang sejati, bahkan jika tampaknya orang
fasik meraih kesuksesan dunia.
Posting Komentar untuk "Ketulusan hati | Renungan Mazmur 73:1-7"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.