Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenyamanan Sejati | Renungan Mazmur. 62:1

 

Kenyamanan Sejati | Renungan Mazmur. 62:1

Hanya dekat Allah saja aku tenang dari pada-Nyalah keselamatanku. (Mzm. 62:1)

Bacaan: Mazmur 62:1-12

Burung pipit yang bulunya belum tumbuh sempurna itu berjuang sekuat tenaga. Menggelepar ke  kanan, kemudian ke kiri. la berusaha membebaskan diri dari sergapan gerombolan semut yang berusaha memangsanya. Sementara sang induk serta para saudara sesarang berusaha meyakinkan dengan mencicit- cicit beterbangan di dekatnya. Mungkin burung itu berharap masih ada waktu un- tuk bermalas-malas di sarang. Namun sang induk berencana lain. Sore itu mereka memutuskan mengorakkan sarang yang selama ini menjadi perlindungan nyaman bagi anak-anaknya.

Burung itu akhirnya berhasil lolos dari sergapan semut setelah berguling-guling di abu bekas pembakaran sampah yang telah padam. Induknya sabar menyuapi burung itu hingga akhirnya mampu terbang. Perjuangannya untuk tetap bertahan di tengah kesulitan, tak sia-sia. Burung-burung itu masih mencici- cicit menjelang sore. Mereka tidak lagi tidur di sarang yang nyaman, melainkan bertengger di ranting pohon mangga yang melegakan.

Bangsa Israel berkali-kali bertanya kepada Musa, untuk apa mereka keluar dari Mesir. Kesulitan mendapat bahan makanan, perjuangan mengatasi berbagai persoalan hidup jadi makanan sehari-hari. Perubahan gaya hidup dari suatu negeri yang memperbudak ke padang gurun membuat mereka kebingungan. Sungguh, hal ini bukanlah keadaan yang mudah untuk dijalani.

Meski di bawah tindasan bangsa lain, bangsa itu merasa lebih baik di banding dengan kehidupan padang gurun yang dingin dan panas. Mereka telah dipikat oleh perbudakan yang bersa- lutkan kenyamanan semu. Mereka sama sekali tak menyadari bahwa kehidupan bersama Tuhan jauh lebih baik dibanding dengan kehidupan di bawah penjajahan bangsa yang tidak mengenal Allah. Kesadaran yang benar akan hal ini muncul justru dari angkatan muda bangsa itu, generasi Yosua dan Kaleb.

Setiap kita juga memiliki daerah kenyamanan yang selama ini telah melingkupi dan menghidupi hasrat hidup kita. Pertanyaannya adalah apakah daerah itu adalah wilayah yang benar-wilayah yang menempatkan Tuhan sebagai Pemimpin dan Pembebas serta Pembawa arah kehidupan yang sedang kita jalani. Marilah kita impikan dan nikmati daerah kenyamanan sejati kita.

Posting Komentar untuk "Kenyamanan Sejati | Renungan Mazmur. 62:1"