Kesetiaan dan kasih Allah| Renungan Mazmur 89: Mazmur 89:39-46
Mazmur 89:39-46 merupakan
bagian dari keluhan pahit seorang pemazmur yang melihat kemunduran drastis
dalam nasib raja dan bangsa yang diawakilinya. Perikop ini melukiskan gambaran
kontras antara janji Allah yang mulia di masa lampau dengan kenyataan pahit
yang dihadapi saat ini.
Ayat 39-40: Pemazmur
mengungkapkan kekecewaan mendalamnya atas penolakan Allah terhadap raja yang
diurapi-Nya. Dia mempertanyakan mengapa Allah membatalkan perjanjian-Nya dan
merendahkan kehormatan raja. Hal ini menunjukkan krisis iman yang mendalam, di
mana pemazmur meragukan kesetiaan dan keadilan Allah.
Ayat 41-42: Pemazmur
menggambarkan penderitaan raja dan bangsa dengan detail yang memilukan. Mereka
menjadi sasaran perampokan dan cemoohan, dikelilingi oleh musuh yang
bersukacita atas kemalangan mereka. Keadaan ini semakin memperparah keraguan
pemazmur terhadap Allah.
Ayat 43-45: Pemazmur
mencatat kemunduran militer raja dan hilangnya kejayaan kerajaannya. Takhta
raja telah direndahkan, dan masa mudanya yang penuh harapan telah dipendekkan
dengan rasa malu. Gambaran ini semakin memperkuat perasaan putus asa dan
kebingungan pemazmur.
Ayat 46: Pemazmur mengakhiri
keluhannya dengan pertanyaan retorik yang penuh keputusasaan. Dia
mempertanyakan mengapa Allah menyembunyikan diri-Nya dan membiarkan murka-Nya
berkobar tanpa henti. Pertanyaan ini mencerminkan keraguan pemazmur yang
mendalam terhadap kasih dan keadilan Allah.
Kesimpulan:
Mazmur 89:39-46
menggambarkan pergulatan iman yang dialami pemazmur di tengah krisis yang
melanda raja dan bangsa. Pemazmur meragukan kesetiaan dan keadilan Allah karena
melihat kontras mencolok antara janji Allah di masa lampau dengan kenyataan
pahit yang dihadapi saat ini. Pertanyaan retorik di akhir perikop ini membuka
jalan bagi pergumulan iman yang lebih dalam dan pencarian jawaban yang lebih
memuaskan.
Posting Komentar untuk "Kesetiaan dan kasih Allah| Renungan Mazmur 89: Mazmur 89:39-46"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.